Monday, August 14, 2006

Kebohongan Hamid Awaluddin

Luhur Hertanto - detikcom


Banda Aceh - Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin mengakui dirinya "berbohong" saat perundingan penyusunan draft MoU Helsinki. Korban kebohongannya adalah Perdana Menteri GAM Malik Mahmud.


"Saya berbohong untuk mengambil hati bapak. Ini pengakuan pertama saya buat bapak," kata Hamid sambil tersenyum lebar ke arah Malik Mahmud yang duduk di seberangnya.


Pengakuan jujur Hamid diungkapkan dalam pertemuan warga Aceh Tengah dengan para tokoh perundingan MoU Helsinki. Acara berlangsung di Gelangggang Olah Seni Takengon, Aceh Tengah, Minggu (13/8/2006) malam.


Kebohongan yang ia maksud terjadi pada salah satu sesi awal perundingan di Helsinki. Ketika itu Hamid kepada Malik Mahmud mengaku, peci yang ia kenakan merupakan titipan dari salah satu tokoh GAM, Sofyan Ibrahim Tiba.


Ia mendapatkan peci itu saat mengadakan kunjungan ke LP Aceh dimana Sofyan Tiba menjalani hukuman.


Sofyan yang mendengar Hamid akan menjadi Pimpinan Rombongan Pemerintah RI menitipkan peci sambil berkata, "Peci ini tolong tunjukkan kepada pemimpin kami di Eropa. Ini menunjukan kesungguhan dukungan saya pada proses perdamaian".


"Kalau perdamaian telah tercapai tolong peci ini dikembalikan," kata Sofyan seperti ditirukan Hamid.


Sesaat bertemu Malik Mahmud dia menyampaikan pesan itu sambil menambahkan dia menyesal tidak bisa mengembalikan peci itu karena Sofyan Ibrahim Tiba ikut tewas dilanda tsunami.


"Pertemuan saya dengan Tiba memang benar terjadi. Tapi beliau tidak pernah menitipkan pecinya kepada saya," katanya.


Hadirin yang mendengar pengakuan tertawa terbahak-bahak sementara Malik Mahmud dan tokoh GAM yang hadir seperti Muzakir Manaf dan Zaini Abdullah serta Presiden Crisis Management Inistiative Martti Ahtitisaari geleng-geleng kepala mendengarkannya.


Kata Hamid, Malik Mahmud sangat tersentuh dengan cerita bohongnya itu. Sejak itu secara pribadi ia dan Malik Mahmud menjadi lebih dekat. Malik Mahmud pun sering mengajak Hamid berjalan menyusuri sungai di Helsinki untuk menenangkan Hamid yang terkadang emosinya terpancing dalam perundingan.


"Anda kan masih muda biasanya emosi mudah terpancing. Tolong anak buah saya yang berbicara keras tadi dimaafkan. Orangnya memang begitu jalau bicara tapi hatinya baik," kata Hamid menirukan ucapan Malik.


Sejak saat itulah, kata, Hamid perundingan berjalan makin kondusif dan lancar. Perbedaan kedua belah pihak dapat dicarikan jalan tengahnya hingga kedua belah pihak sama-sama menang tanpa ada salah satu pihak yang dirugikan.



"Sebuah contoh yang bisa ditiru .... cerdik sekali sang menteri kita ini"

Read More..

Friday, August 11, 2006

Masih tentang hafidz

Dari Mailing List (oleh Chasan Aroma Abdullah)


Namanya Muhammad Husain Tabatabai. Dalam usianya yang baru lima tahun (sekarang sih, mungkin 13 thn-an), dia sudah menghapal seluruh isi Al Quran, plus dengan artinya. Bak komputer, ia mampu menyebutkan ayat pertama dari setiap halaman Al Quran, baik berurutan dari depan ke belakang, atau dari belakang ke depan. Dia mampu membacakan ayat-ayat dalam satu halaman secara mundur (dari ayat terakhir hingga ayat pertama). Dia mampu menjawab pertanyaan "Apa bunyi ayat dari surat sekian, ayat sekian? " atau sebaliknya, "Ayat ini berasal dari surat mana, ayat berapa?" Dia bisa menjawab pertanyaan tentang topik-topik ayat, misalnya "Sebutkan semua ayat dalam Al Quran yang berhubungan dengan Isa bin Maryam." Pada usia enam tahun, dia mendapat gelar Dr. HC dari sebuah universitas Islam di London.


Ketika saya mengandung Kirana, saya dan suami telah bercita-cita memasukkan anak kami ke Jamiatul Quran, sebuah sekolah hapalan Quran untuk anak-anak yang didirikan oleh ayahanda Muhammad Husain Tabatabai, setelah beliau berhasil mendidik anaknya menjadi hafiz Quran. Akhirnya, ketika Kirana berumur empat tahun, cita-cita itu tercapai. Sejak empat bulan yang lalu, Kirana mulai belajar di Jamiatul Quran. Inilah sekelumit cerita tentang sekolah itu:


Anak-anak balita yang masuk ke sekolah ini, tidak disuruh langsung menghapal juz'amma, melainkan setiap kali datang, diperlihatkan gambar kepada mereka, misalnya, gambar anak lagi cium tangan ibunya, (di rumah, anak disuruh mewarnai gambar itu). Lalu, guru cerita tentang gambar itu (jadi anak harus baik…dll). Kemudian, si guru mengajarkan ayat "wabil waalidaini ihsaana/Al Isra:23" dengan menggunakan isyarat (kayak isyarat tuna rungu), misalnya, "walidaini", isyaratnya bikin kumis dan bikin kerudung di wajah (menggambarkan ibu dan ayah). Jadi, anak-anak mengucapkan ayat itu sambil memperagakan makna ayat tersebut. Begitu seterusnya (satu pertemuan hanya satu atau dua ayat yang diajarkan). Hal ini dilakukan selama 4 sampai 5 bulan. Setelah itu, mereka belajar membaca, dan baru kemudian mulai menghapal juz'amma.


Suasana kelas juga semarak banget. Sejak anak masuk ke ruang kelas, sampai pulang, para guru mengobral pujian-pujian (sayang, cantik, manis, pintar…dll) dan pelukan atau ciuman. Tiap hari (sekolah ini hanya 3 kali seminggu) selalu ada saja hadiah yang dibagikan untuk anak-anak, mulai dari gambar tempel, pensil warna, mobil-mobilan, dll.


Habis baca doa, anak-anak diajak senam, baru mulai menghapal ayat. Itupun, sebelumnya guru mengajak ngobrol dan anak-anak saling berebut memberikan pendapatnya. (Sayang Kirana karena masalah bahasa, cenderung diam, tapi dia menikmati kelasnya). Setelah berhasil menghapal satu ayat, anak-anak diajak melakukan berbagai permainan.


Oya, para ibu juga duduk di kelas, bersama anak-anaknya. Kelas itu durasinya 90 menit .


Hasilnya? Wah, bagus banget! Ketika melihat saya membuka keran air terlalu besar, Kirana akan nyeletuk, "Mama, itu israf (mubazir)!" (Soalnya, gurunya menerangkan makna surat Al A'raf :31 "kuluu washrabuu walaatushrifuu/makanlah dan minumlah, dan jangan israf/berlebih-lebihan). Waktu dia lihat TV ada polisi mengejar-ngejar penjahat, dia nyeletuk "Innal hasanaat yuzhibna sayyiaat/ Sesungguhnya kebaikan akan mengalahkan kejahatan" (Hud:114). Teman saya mengeluh(dengan nada bangga) bahwa tiap kali dia ngobrol dgn temannya ttg orang lain, anaknya akan nyeletuk "Mama, ghibah ya?" (soalnya, dia sudah belajar ayat "laa yaghtab ba'dhukum ba'dhaa"). Anak saya (dan anak-anak lain, sesuai penuturan ibu-ibu mereka), ketika sendirian, suka sekali mengulang-ulang ayat-ayat itu tanpa perlu disuruh.


Ayat-ayat itu seolah-olah menjadi bagian dari diri mereka. Mereka sama sekali tidak disuruh pakai kerudung. Tapi, setelah diajarkan ayat tentang jilbab, mereka langsung minta sama ibunya untuk dipakaikan jilbab. Anak saya, ketika ingkar janji (misalnya, janji tidak main keluar lama-lama, ternyata mainnya lama), saya ingatkan ayat "limaa taquuluu maa laa taf'alun" …dia langsung bilang "Nanti nggak gitu lagi Ma…!" Akibatnya, jika saya mengatakan sesuatu dan tidak saya tepati, ayat itu pula yang keluar dari mulutnya!


Setelah bertanya pada pihak sekolah, baru saya tahu bahwa metode seperti ini tujuannya adalah untuk menimbulkan kecintaan anak-anak kepada Al Quran. Anak-anak balita itu di masa depan akan mempunyai kenangan indah tentang Al Quran. Di Iran, gerakan menghapal Quran untuk anak-anak kecil memang benar-benar digalakkan. Setiap anak penghapal Quran dihadiahi pergi haji bersama orangtuanya oleh negara dan setiap tahunnya ratusan anak kecil di bawah usia 10 tahun berhasil menghapal Al Quran (baik berasal dari Jamiatul Quran, maupun sekolah-sekolah lain). Salah satu tujuan Iran dalam hal ini (kata salah seorang guru) adalah untuk menepis isu-isu dari musuh-musuh Islam yang ingin memecah-belah umat muslim, yang menyatakan bahwa Quran-nya orang Iran itu lain daripada yg lain. Sepertinya, saya memang harus bersyukur bahwa Kirana memiliki kesempatan untuk bergabung dalam gerakan menghapal Quran ini.


(disalin dari: http://bundakirana.multiply.com/journal/item/10, tim rumah qur'ani)


Hmmmm .... jadi pengen juga masukkin Riva di sekolah itu.

Read More..

Thursday, August 10, 2006

OVA, hafidz belia

Ketika sebagian orang tidak yakin Imam Syafii hafal Alquran pada usia 10tahun, Durottul Muqoffa membuktikan kebenaran itu. Bocah kelahiran tahun 1998 itu malah sudah hafal Alquran 30 juz pada usia enam tahun. Ibu kandungnya, Mundasah menuturkan, mulai melatih Ova, panggilan gadis kecil itu pada usia tiga setengah tahun.


''Ya kami biasakan kalau bermain-main bersama teman lainnya sambil menghafal surat-surat pendek. Mau tidur menghafal lagi, bangun tidur menghafal lagi. Jalan-jalan, sehari-hari tidak berhenti berhadapan dengan Alquran,'' katanya.


Ova menjadi kafilah terkecil yang mewakili Jawa Tengah di cabang tartil golongan anak-anak puteri di MTQ Nasional XXI Kendari, Sulawesi Tenggara. Sejak dilepas Wagub Ali Mufiz di Masjid Agung Jateng, Jalan Gajahraya Semarang, ia menjadi perhatian banyak orang.


''Semula kami tidak yakin bocah sebelia itu sudah hafal Quran 30 juz. Namun setelah di-tashih berkali-kali dengan membuka sembarang halaman dari Kitab Suci Alquran, kami yakin Ova memang hafizah (penghafal Quran) pada umur yang sangat dini,'' tutur KH Abdullah Hanif AlHafidz. Tidak hanya Ny Hj Zaimatun Ali Mufiz yang gemas melihat Ova, Ny Hj Effi Mardiyanto, juga terkagum-kagum melihat kemampuan Ova.


Meski dia belum berhasil keluar sebagai juara, ia telah menunjukkan kebesaran Tuhan betapa Alquran yang 30 juz itu mampu dihafal oleh bocah yang kini usianya menginjak delapan tahun.


Andai saja pada saat tampil di mimbar tilawah kesehatannya dalam kondisi prima, mungkin ia bisa menjadi juara. ''Karena saat Ova tampil tidak sehat sehingga bacaannya menjadi terganggu,'' ujar Sekretaris LPTQ Jateng Drs H Moh Ahyani.


Mundasah, ibunya yang tampil di cabang tahfidz golongan 20 juz putri tampil sebagai hafizah terbaik II. Ketika ditanya bagaimana mungkin bocah sekecil itu mampu menghafal Alquran 30 juz? jawabannya mungkin karena ketelatenan kedua orang tuanya dan lingkungan yang mendukungnya.


Telaten


Selain ibunya yang hafizah, ayahnya Kiai Sulaiman juga seorang hafiz yang memimpin Pondok Pesantren Tahfidzul Quran (PPTQ) Al-Furqon di Dusun Karanganyar, Desa Sedan, Rembang. Kakak kandungnya, Zumrotul Lutfiyah, 11 tahun juga sudah hafal Alquran 30 juz.


''Tidak ada resep apa-apa kok. Ya hanya harus telaten nyimak saja,'' jelas Mundasah yang alumnus Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Kauman Semarang asuhan almarhum KH Abdullah Umar. Meski sekarang Ova berumur delapan tahun, ia masih mempunyai empat adik yang kecil-kecil. Yaitu Siti Inayatul Baroroh, Mohammad Masadurrofi, Samiyatul, dan Mohammad Muzammil. "Seharusnya anak kami tujuh. Yang mbarep Mun'im meninggal pada saat masih bayi," ungkapnya.


Awalnya, Ova diajari mengaji menggunakan jilidan dan sekolah di Bustanul Mujawwidin. Mungkin karena bakat yang cerdas sehingga ia dengan cepat bisa menguasai ilmu yang diberikan ayah dan ibunya. "Nama Durrotu Muqoffa sendiri kami peroleh dari KH Maemun Zubair, Pengasuh Pesantren Al-Anwar, Sarang Rembang," tandasnya. Jika anak-anak seusia dia bermain dan tidur ditemani boneka, Si Ova sehari-harinya ditemani Kitab Suci Alquran. Memang keajaiban dunia.

Read More..
Boikot McDonalds

Boikot McDonalds


Apakah boikot ini bakalan berhasil?


Oh tentu! Salah satu perusahaan tersulit diboikot adalah McDonalds. McDonalds baru saja mengumumkan penutupan operasinya di Timur-Tengah karena menurunnya penjualan secara drastic akibat langsung dari aksi boikot (Oktober 2002), dan hal ini menjadikan Greenberg dicopot dari jabatannya sebagai Pimpinan dan CEO (Desember 2002). Sejak diluncurkannya kampanye boikot produk-produk Israel, 2 dari 6 McDonalds di Yordania gulung tikar, penjualan mereka merosot tajam. Di Mesir, McDonalds memutuskan untuk mengubah brand namanya menjadi Manfoods, sebagai upaya untuk menghindari boikot. Hal itu tidak berpengaruh dan polisi Mesir diperintahkan berjaga-jaga di pintu masuk restoran McDonalds setelah terjadi insiden pelemparan batu oleh massa.Total 175 restoran McDonalds akan ditutup dengan kerugian mencapai $350 juta. Menghadapi tekanan boikot seperti yang dialami


perusahaan raksasa seperti McDonalds, perusahaan-perusaha an yang lebih kecil pendukung Israel merasa lelah dan semakin takut dijadikan sasaran boikot. Di tengah himbauan untuk memboikot Amazon.com, toko buku di internet Amazon.com menghentikan asosiasinya dengan Jerussalem Post (Nov 2002). Amazon.com menyatakan bahwa Jerussalem Post menyumbangkan sebagian keuntungan yang didapatnya dari kerjasamanya dnegan Amazon.com untuk para tentara Israel yang pulang ke rumah setelah melakukan pembantaian dan tindakan pelanggaran HAM di wilayah pendudukan. Iklan yang mereka buat, di seluruh halamannya tertulis "Beli Amazon.com & Dukung Israel". Iklan ini menuai banyak kritikan. Amazon.com lalu memutus hubungannya dengan Jerussalem Post, meminta mereka menarik iklan itu dari peredaran dan berjanji untuk tidak mengambil keuntungan lagi darinya.


McDonalds adalah "partner corporate utama" Jewish United Fund. Dengan kata lain, Jewis United Fund "terus memberikan bantuan kepada militer Amerika, ekonomi serta dukungan diplomatic kepada Israel; mengawasi dan jika diperlukan menanggapi pemberitaan seputar Israel". Pemimpin dan CEO McDonalds, Jack M. Greenberg juga merupakan direktur kehormatan Mejelis Perdagangan dan Industri Amerika-Israel.


Perusahaan-perusahaa n lain yang benci akan perlakuan Israel terhadap Palestina kini aktif melakukan boikot.



Pada Mei 2002 sebuah perusahaan ekspor suku cadang kendaraan milik AS menolak berbisnis dengan Israel. Dalam sebuah balasan terhadap pesanan pembelian dari Israel, John Harris, yang mewakili Texas Automotive Export menulis :"Kami harus menginformasikan pada anda bahwa untuk saat ini Texas Export tidak akan berbisnis dengan warga Negara Israel. Kami meminta anda untuk mengendalikan manuver militer Negara anda dan menghentikan penindasan terhadap orang-orang Palestina," tulis John Harris dalam surat itu. "Negara anda telah kehilangan kehormatan sebagai anggota dari dunia yang beradab," bunyi akhir surat itu.Kesuksesan gerakan boikot ini telah membuat pemerintah AS dan Israel khawatir. Keduanya takut perusahaan-perusaha an ini akan meninggalkan Israel. AS kemudian mengancam akan mendenda


perusahaan-perusaha an AS yang ambil bagian dalam gerakan boikot.



Departemen Perdagangan AS sudah mengeluarkan lebih dari $26 juta untuk membatalkan lisensi ekspor bagi perusahaan-perusaha an yang ketahuan mendukung gerakan boikot. Betapa "demokratis" dan "toleran" sekali pemerintah AS dalam menentukan siapa akan bernisnis dengan siapa!


---------------------------------


Mulai 10 Rajab, Masyarakat Saudi Mulai Gerakan Boikot Produk AS


Selasa, 1 Agu 06 15:33 WIB


Selain sikap resmi kerajaan Saudi Arabia yang mengkritik aksi Hizbullah di Libanon, kalangan masyarakat Saudi saat ini sedang intensif menyebarkan kampanye melalui sms dan internet untuk memberi dukungan kepada Palestina dan Libanon. Isi kampanye itu, intensifkan senjata berupa pemboikotan produk Amerika mulai tanggal 10 Rajab bertepatan dengan hari Jumat, 4 Agustus 2006.


Aksi ini tentu untuk menekan AS yang terang-terangan masih tetap mendukung kegilaan Zionis Israel. Di samping itu, isi kampanye itu juga menyebutkan ajakan agar kaum Muslimin banyak membaca surat Al-Fath dan berdo'a kepada Allah swt untuk menolong mujahidin di Palestina dan Libanon.


Di antara isi sms itu berbunyi, "Satu riyal yang Anda belanjakan untuk produk AS, adalah satu butir peluru yang ditembakkan ke jantung rakyat Libanon atau Palestina. Jika pemerintah tidak bersikap tegas, maka pemboikotanlah senjata kita... "


Sementara sms lain berbunyi, "Boikot produk AS sejak tanggal 10 Rajab (Jum'at pekan ini). Boikot, Berjihadlah dengan menyebarkan pesan ini..." Tentang pilihan tanggal 10 Rajab sebagai tanggal awal pemboikotan, menurut Khalid Sulaiman, seorang warga yang turut menyebarkan pesan sms tersebut mengatakan, tak ada alasan khusus dari pemilihan tanggal itu. "Sebab menentukan tanggal awal pemboikotan itu adalah upaya untuk memobilisir massa yang lebih luas pada tanggal tersebut. Kami ingin menjadikan hari itu sebagai moment aksi rakyat sebagai pengganti aksi puncak negara Arab yang gagal dalam menyusun kesepakatan yang satu dalam menyikapi masalah Libanon dan Palestina," katanya.


Menurut warga Saudi itu lagi, aksi pemboikotan ini akan dilakukan dengan simbol "Untuk Palestina dan Libanon, Boikot AS". Ia juga mengatakan, "Setiap kali terjadi peperangan terhadap rakyat Palestina dan Irak, suara pemboikotan ini muncul tapi kemudian pupus dimakan waktu."


Shalih Rabian, seorang dosen ilmu komunikasi di Fakultas Dakwah Universitas Malik Saud, mengatakan bahwa aksi pemboikotan ini adalah jawaban rakyat untuk mendukung perlawanan Islam Hizbullah dan Hamas yang kini tengah melawan Zionis Israel. Ini juga jawaban atas sikap dunia yang tidak bertindak apapun terhadap aksi pembantaian di Israel.



"Pemboikotan adalah senjata efektif yang bisa memaksa negara-negara itu untuk mengambil tindakan lebih tegas terhadap penderitaan yang terjadi di dunia Islam," ujarnya. Seruan-seruan seperti ini dilakukan secara berantai, juga untuk menghimpun dana dukungan untuk Libanon. Sampai saat ini, menurut Islamonline, telah terkumpul dana lebih dari 120 juta riyal.

Read More..
Sana`a (ANTARA News) - Hari-hari pertama serangan Israel ke Lebanon, PM Israel Ehud Olmert menyamakan Sekjen Hizbullah, Sheikh Hassan Nasrallah, sebagai Osama Bin Ladin, pemimpin gerakan Al-Qaeda, sehingga perlu "dihabisi".


Pernyataan Olmert merupakan bagian dari perang urat syaraf untuk mengucilkan Hizbullah yang sejak lebih dari tiga tahun belakangan ini ikut menjadi "korban" perang melawan terorisme yang dilancarkan Amerika Serikat (AS).


Lewat payung PBB, negeri adikuasa itu dengan dukungan Barat yang memang menguasai badan dunia itu berhasil memasukkan gerakan perlawanan Hizbullah dalam "daftar hitam" gerakan terorisme.



Yang ditarget pemimpin negeri Zionis dari pernyataan itu adalah Hizbullah tidak ada bedanya dengan Al-Qaeda demi mendapatkan dukungan luas, terutama dari kalangan resmi dan publik Arab.



Selain itu, para petinggi negeri Yahudi itu juga ingin mendapatkan justifikasi untuk menghancurkan gerakan perlawanan yang ditakuti rakyat Israel itu. "Kartu" lainnya yang dipegang Tel Aviv adalah payung PBB melalui resolusi 1559.


Resolusi yang diadopsi pasca-terbunuhnya mantan PM Lebanon, Rafiq Hariri 14 Februari 2005 itu, antara lain berisikan perlunya melucuti senjata Hizbullah untuk mengedepankan kedaulatan negara di wilayah selatan negeri itu.


Tel Aviv berusaha menciptakan citra baru terhadap Hizbullah yang ditujukan kepada dunia Arab sebagai upaya "pemungkas" untuk menamatkan riwayat gerakan yang telah mempermalukan tentara Israel.


Pasukan negeri Zionis itu yang dilengkapi dengan persenjataan super canggih gagal "mengubur" Hizbullah sejak agresi tahun 1982 yang meluluhlantahkan Lebanon. Bahkan negara biadab Israel akhirnya terpaksa hengkang dari Lebanon Selatan pada Mei 2000.


Untuk menutup muka dari rasa malu terhadap warga Israel, para petinggi negeri penjajah ini menyatakan hengkang dari daerah pendudukan di Lebanon Selatan sebagai pelaksanaan resolusi PBB nomor 425 yang menuntutnya keluar dari daerah Lebanon.


Padahal semua publik dunia mengetahui bahwa negeri Yahudi ini tidak sekalipun mentaati puluhan resolusi yang dikeluarkan badan dunia itu menyangkut penyelesaian konflik Arab-Israel. Satu-satunya yang dilaksanakan adalah resolusi 425 pada bulan mei 2000 karena kewalahan menghadapi perlawanan Hizbullah.


Karenanya tidak aneh, bila setiap ada kesempatan akan terus berusaha menguburkan gerakan tersebut, di antaranya lewat perang urat syaraf, termasuk dengan menyamakan Nasrallah dengan Bin Ladin saat eskalasi Lebanon yang saat ini telah memasuki minggu keempat.


Perbedaan mendasar


Kampanye Olmert yang ditujukan ke publik Arab itu dapat dipastikan akan gagal menuai hasil, akibat perbedaan mendasar antara Hizbullah dan gerakan perlawanan Arab lainnya, semisal Hamas di satu pihak dengan gerakan Al-Qaeda di pihak lain.


Di antara perbedaan mendasar yang mesti dicatat antara lain, gerakan perlawanan di Arab semisal Hizbullah dan juga Hamas adalah gerakan perlawanan sah yang dijamin oleh hukum internasional, karena bertujuan untuk mengenyahkan pendudukan asing.


Gerakan perlawanan tersebut juga organisasi resmi yang memiliki wakil-wakil rakyat di parlemen negara masing-masing. Hizbullah misalnya menguasai sekitar seperempat kursi parlemen Lebanon.


Hamas menguasai mayoritas kursi Lembaga Legislatif Palestina lewat proses demokrasi yang disebut-sebut sebagai yang paling jurdil di dunia Arab, sehingga diberikan wewenang penuh oleh Presiden, Mahmoud Abbas Abu Mazen, untuk membentuk pemerintahan sendiri.


Yang paling penting dicatat lagi adalah gerakan perlawanan semisal Hizbullah dan Hamas hanya melakukan aksi militernya di daerah pendudukan melawan pasukan penjajah Israel.


Meskipun AS secara terang-terang memberikan dukungan mutlak kepada Israel, baik politik terutama melalui puluhan vetonya di PBB maupun militer melalui pengiriman senjata canggih untuk mematikan perlawanan, gerakan itu tidak mengembangkan perlawanan ke luar dengan target kepentingan AS.


Kedua gerakan tetap komitmen untuk hanya melakukan perlawanan militer di daerah pendudukan dan hanya menargetkan satu negara saja, yakni Israel. Bom mati syahid yang dilakukan terhadap target sipil Israel merupakan reaksi logis dari kebrutalan sangat biadab Israel yang sering melakukan pembantaian warga sipil Arab.


Sikap komitmen gerakan-gerakan itulah yang membuat dunia Arab baik di tingkat resmi dan publik tetap mendukung gerakan perlawanan, walaupun telah masuk daftar hitam oleh sebagian dunia Barat.


Bahkan dunia Arab di tingkat resmi didukung negara-negara Islam lainnya, tetap menegaskan penolakan di forum-forum internasional yang menyamakan gerakan perlawanan sebagai gerakan terorisme.


Buka mata


Sedangkan gerakan Al-Qaeda pimpinan Sheikh Osama Bin Ladin adalah gerakan bawah tanah yang memiliki jaring-jaring di manca negara yang siap digerakkan untuk melakukan aksi tertentu di seluruh dunia, terutama ditujukan untuk target kepentingan Barat (AS).


Tidak seperti gerakan perlawanan Arab yang lahir di bumi ibu pertiwi masing-masing, Al-Qaeda, lahir di pengasingan dan target aksi bukan hanya dikhususkan kepada Barat, bahkan juga ke sejumlah negara Arab yang dituduh menjadi antek Barat.


Tujuan politis Al-Qaeda juga terkesan tidak jelas, sementara tujuan politis gerakan-gerakan perlawanan yang memiliki wakil-wakil di parlemen jelas, yaitu mengakhiri penjajahan yang dijamin oleh hukum dan konvesi internasional.


Karena itu, sangat logis bila gerakan semacam Hamas dan Al-Jihad Al-Islami di Palestina dan Hizbullah di Lebanon menolak tegas dikaitkan dengan Al-Qaeda. Para pemimpin gerakan tersebut menilai pengkaitan itu sebagai upaya untuk merusak citra perlawanan agar menimbulkan kesan gerakan terorisme di mata internasional.


Gerakan Al-Qaeda juga merekrut personel dari manca negara. Karenanya, baik Barat maupun tingkat resmi Arab dan dunia Islam umumnya sepakat memasukkan Al-Qaeda sebagai organisasi terorisme.


Kemunculan orang kedua Al-Qaeda, Ayman Al-Zawahiri, di tengah-tengah eskalasi Lebanon, lewat pernyataannya yang antara lain mengingatkan bahwa Al-Qaeda tidak akan berdiam diri atas aksi Israel di Palestina dan Lebanon, justeru merugikan perlawanan Arab.


"Kemunculan Al-Zawahiri di tengah eskalasi Israel di Lebanon dan Palestina justeru merugikan perlawanan Arab, karena akan menimbulkan kesan perlawanan ini punya kaitan dengan Al-Qaeda, padahal kenyataannya adalah sangat berseberangan dari segala sisi," ujar sejumlah pakar Arab.


Namun akhirnya, perkembangan eskalasi di Lebanon sedikitnya makin menegaskan akan perbedaan tersebut, terutama setelah Hizbullah berhasil mengubah taktik perlawanan dengan hanya memberikan reaksi terhadap aksi biadab Israel.


Publik dunia semakin melihat dengan nyata, pihak yang mana sebenarnya yang pantas disebut teroris yang telah membantai ratusan rakyat sipil. Apakah teror negara yang dilakukan Israel atau Hizbullah dan Hamas yang tidak mampu menimbulkan kehancuran dan pembantaian kecuali sekedar mempertahan diri?


Setelah publik dunia nikmat tidur dengan "dendangan" Israel tentang aksi "terorisme" gerakan Hammas dan Hizbullah, eskalasi Lebanon akhirnya telah membuka mata mereka tentang aksi terorisme sesungguhnya sekaligus menegaskan bahwa Hizbullah atau Hamas bukanlah Al-Qaeda. (*)


COPYRIGHT © 2006 ANTARA


6 Agustus 2006 14:7

Read More..

Thursday, August 03, 2006

What should I choose ?

That's the big question......


During my preparation to get training in Singapore for HDS, suddenly my manager shocking me with question I had to answer, saying "Where will you stand, hardware or software?". Well I currently doesn't have any answer for that .... cause I must choose one of that options. If I choose to hardware, I thought it will be useless cause someone is doing it for now, but if I choose software, I thought it was to complicated, managing OS, Database also another software to work with.


Why don't just ask another to get involved with software division?


Read More..